[lounge.kucoba.com] - cerita aneh seorang wanita yang mendadak hamil besar dalam dua malam. Pengalaman ini dialami oleh seorang wanita berinisial WS, yang menuturkan kejadian ganjil sehabis pulang jalan-jalan bersama calon suaminya.
Ketika itu mereka melewati sebuah tempat yang asing dan sepi. Pada saat bersamaan pula cuaca tiba-tiba mendung dan angin pun berhembus kencang. Saya berpesan kepada Andi agar berhati-hati karena cuaca sedang buruk. Setelah ratusan meter melaju, Andi kemudian menepikan mobil dan memakirkannya di bawah pohon besar dengan daun-daun yang rindang.
Ndi, kenapa berhenti? Kita tunggu hujan reda dulu yank, lagian liat jalannya jadi samar-samar ketutup sama pekatnya hujan. Oh begitu, sayapun mengiyakan apa yang barusan dikatakannya.
Sebagaimana seseorang yang sudah sama-sama dewasa, situasi ini dimanfaatkan oleh calon suami saya (sebut saja Andi) untuk mendekati dan merayu saya. Awalnya saya menolak karena saya ingin bagian sakral itu dilakukan di hari yang paling penting dan berbahagia yaitu hari pernikahan kami 2 bulan lagi.
Namun entah bisikan setan dari mana, pada saat itu situasinya benar-benar sangat mendukung cuaca yang dingin dan sepi membuat kesempatan ini dimanfatkannya. Apalagi pada saat dia menaruh tangannya diatas paha saya, membuat degub jatung saya semakin tidak terkendali. Bagaimana ini, satu sisi batin saya berteriak ingin lari tapi satu sisi lagi tak kuasa menolak gejolak nafsu. Namun saya pun kembali tersadar dan mendorong Dia dengan pelan-pelan sambil mengajaknya berbicara dengan topik lain seperti game ke sukaanya DoTA.
Setelah perbicangan seru yang sebenarnya tidak saya mengerti tadi, saya pun kembali bertanya Ndi, disini kok kabutnya tebal ya.. dan di depan kita pohonnya besar banget, nggak apa-apa kan kita parkir disini..? Nggak apa-apa kok justru bagus dan romantis sayang hihi.. jangan ketawa kayak gitu aku jadi takut Ndi. Gak apa-apa kan ada aku.
Perkataannya barusan membuat saya happy dan tenang. Saya merasakan seperti terlindungi oleh pria yang dua bulan lagi akan menjadi suami saya, tempat saya berlindung dan bermanja-manja. Hujanpun sudah meredup, namun tidak dengan kabut tebal yang menutupi jarak pandang kami dijalan. Bagaimana kalau kita tunggu sebentar lagi, sambil tangan kirinya memegang tangan kanan saya. Hmm.. rasanya romantis sekali Andi kali ini, dia memperlakukan ku sebagaimana wanita yang paling dia sayangi.
Tiba-tiba ada angin besar menerjang terlihat dari ranting-ranting pohon besar didepan kita yang bergoyang dengan hebatnya. Ndi saya takut, kita pergi saja yuk dari sini. Andi kok kamu diam aja, ayo berangkat. Melihat Andi yang terdiam bisu dengan pandangan kosong kedepan membuat saya merinding ketakutan dan benar saja pada saat dia menengok ke arah saya, dibelakangnya terlihat sosok besar hitam menakutkan bermata merah.
Saya pun akhirnya tersadar dan alangkah kagetnya mendapati pakaian saya telah dilucuti dan melihat Andi tengah menggagahi saya dengan penuh energik. Namun saya tidak berani untuk menolaknya dan menatap kearahnya karena takut akan sosok hitam besar bermata merah. Dengan tangis dan pasrah saya berharap agar ini semua cepat berakhir..
Hari pun kini sudah berubah menjadi gelap,dan posisi Andi masih tetap di atas saya, terus mengayuh bersahut peluh dari erangan-erangan nakal yang keluar dari bibir saya. Entah apa yang saat ini ada dipikiran saya, keteguhan hati untuk mempertahankan mahkota dan melepaskan di hari penting pernikahan kami, kita sudah tak ada artinya lagi. Pinggulku pun malah ikut bergoyang mengikuti irama. Andi pun jatuh terlelai di pangkuan saya, rasa lelah membuat kami tertidur sampai pulas.
Keesokan harinya Andi tampak kaget saat ia terbangun dan tak menyangka kalau ia telah menggagahi saya. Namun apa daya dia menolak dengan batang masih tertancap di organ intim saya. Tak lama berselang, pelan namun pasti miliknya yang tadinya lemas dan tak berdaya mulai mengeras, membuat selangkangan saya kembali menjadi penuh terisi, Kamipun melanjutkan kembali permainan semalam. namun ada yang berbeda perasaan dan rasa pagi ini dan kemarin. Andi kali ini lebih romantis dan hangat; sedangkan kemarin dingin dan kaku.
Selepas melemparkan gelora asmara barusan, saya kemudian di antarkannya pulang dan sebelum saya turun dari mobil, Andi mengecup kening saya. so sweet banget deh ^^. Saat malam harinya Andi menelepon saya dan kami ngobrol kesana-kemari dan tentunya salah satu topiknya membicarakan rencana pernikahan kami.
Nggak kerasa udah jam 11 malam, saya pun pamit tidur karena udah nggak tahan ngantuk. Makasih sayang buat hari ini, i miss you. I miss you too, met bobo ya sayang.
Esok nya saya bangun karena perutku merasa mules nggak karuan. Hiiaaaa! alangkah kagetnya dengan apa yang saya dapati melihat perut mengembang seperti seseorang wanita yang tengah hamil besar. Saya pun berteriak-teriak memanggil Abah dan Ibu saya, mereka lebih kaget lagi melihat perut saya yang besar. Neng, kamu kenapa? kok bisa perut mu begini.. padahal kemarin sore biasa-biasa aja. Neng jujur sama jujur sama Abah dan Ibu, kamu habis ngapain? Saya pun menceritakan semuanya apa yang terjadi sama Abah dan Ibu sambil terisak tangis.
Andi pun cuti kerja hari ini, dan datang menjemput saya, Abah, dan ibu untuk mengunjungi paranormal kenalan Abah. Sesampainya disana kita mendapatkan semua fakta, bahwa yang saat ini ada di kandungan saya adalah anak jin penunggu pohon keramat yang tempo hari kami berteduh dibawahnya. Ibu saya pun bertanya apa yang harus dilakukan agar anak saya kembali seperti semula. Orang pintar itu pun diam sesaat sambil menaburkan kemenyan di atas tungku bara api dan kemudian ia menjelaskannya dengan seksama.
3 hari berselang setelah saya dan calon suami saya melakukan ritual aneh untuk melepas jeratan jin penunggu pohon, akhirnya perut saya kambali normal. Sosok lain yang sebelumnya bersemayam di dalam rahim saya kini telah diangkat dan dikembalikan ke alamnya.
Itulah cerita saya, mungkin terdengar aneh namun seorang wanita ini benar-benar mengalaminya.
Halaman Lanjutan:
Cerita Jorok Tapi Lucu, Gara-Gara Ngesek Dengan Ayam
Believe or No di lounge.kucoba.com Percayalah.
Ketika itu mereka melewati sebuah tempat yang asing dan sepi. Pada saat bersamaan pula cuaca tiba-tiba mendung dan angin pun berhembus kencang. Saya berpesan kepada Andi agar berhati-hati karena cuaca sedang buruk. Setelah ratusan meter melaju, Andi kemudian menepikan mobil dan memakirkannya di bawah pohon besar dengan daun-daun yang rindang.
Ndi, kenapa berhenti? Kita tunggu hujan reda dulu yank, lagian liat jalannya jadi samar-samar ketutup sama pekatnya hujan. Oh begitu, sayapun mengiyakan apa yang barusan dikatakannya.
Sebagaimana seseorang yang sudah sama-sama dewasa, situasi ini dimanfaatkan oleh calon suami saya (sebut saja Andi) untuk mendekati dan merayu saya. Awalnya saya menolak karena saya ingin bagian sakral itu dilakukan di hari yang paling penting dan berbahagia yaitu hari pernikahan kami 2 bulan lagi.
Namun entah bisikan setan dari mana, pada saat itu situasinya benar-benar sangat mendukung cuaca yang dingin dan sepi membuat kesempatan ini dimanfatkannya. Apalagi pada saat dia menaruh tangannya diatas paha saya, membuat degub jatung saya semakin tidak terkendali. Bagaimana ini, satu sisi batin saya berteriak ingin lari tapi satu sisi lagi tak kuasa menolak gejolak nafsu. Namun saya pun kembali tersadar dan mendorong Dia dengan pelan-pelan sambil mengajaknya berbicara dengan topik lain seperti game ke sukaanya DoTA.
Setelah perbicangan seru yang sebenarnya tidak saya mengerti tadi, saya pun kembali bertanya Ndi, disini kok kabutnya tebal ya.. dan di depan kita pohonnya besar banget, nggak apa-apa kan kita parkir disini..? Nggak apa-apa kok justru bagus dan romantis sayang hihi.. jangan ketawa kayak gitu aku jadi takut Ndi. Gak apa-apa kan ada aku.
Perkataannya barusan membuat saya happy dan tenang. Saya merasakan seperti terlindungi oleh pria yang dua bulan lagi akan menjadi suami saya, tempat saya berlindung dan bermanja-manja. Hujanpun sudah meredup, namun tidak dengan kabut tebal yang menutupi jarak pandang kami dijalan. Bagaimana kalau kita tunggu sebentar lagi, sambil tangan kirinya memegang tangan kanan saya. Hmm.. rasanya romantis sekali Andi kali ini, dia memperlakukan ku sebagaimana wanita yang paling dia sayangi.
Tiba-tiba ada angin besar menerjang terlihat dari ranting-ranting pohon besar didepan kita yang bergoyang dengan hebatnya. Ndi saya takut, kita pergi saja yuk dari sini. Andi kok kamu diam aja, ayo berangkat. Melihat Andi yang terdiam bisu dengan pandangan kosong kedepan membuat saya merinding ketakutan dan benar saja pada saat dia menengok ke arah saya, dibelakangnya terlihat sosok besar hitam menakutkan bermata merah.
Saya pun akhirnya tersadar dan alangkah kagetnya mendapati pakaian saya telah dilucuti dan melihat Andi tengah menggagahi saya dengan penuh energik. Namun saya tidak berani untuk menolaknya dan menatap kearahnya karena takut akan sosok hitam besar bermata merah. Dengan tangis dan pasrah saya berharap agar ini semua cepat berakhir..
Hari pun kini sudah berubah menjadi gelap,dan posisi Andi masih tetap di atas saya, terus mengayuh bersahut peluh dari erangan-erangan nakal yang keluar dari bibir saya. Entah apa yang saat ini ada dipikiran saya, keteguhan hati untuk mempertahankan mahkota dan melepaskan di hari penting pernikahan kami, kita sudah tak ada artinya lagi. Pinggulku pun malah ikut bergoyang mengikuti irama. Andi pun jatuh terlelai di pangkuan saya, rasa lelah membuat kami tertidur sampai pulas.
Keesokan harinya Andi tampak kaget saat ia terbangun dan tak menyangka kalau ia telah menggagahi saya. Namun apa daya dia menolak dengan batang masih tertancap di organ intim saya. Tak lama berselang, pelan namun pasti miliknya yang tadinya lemas dan tak berdaya mulai mengeras, membuat selangkangan saya kembali menjadi penuh terisi, Kamipun melanjutkan kembali permainan semalam. namun ada yang berbeda perasaan dan rasa pagi ini dan kemarin. Andi kali ini lebih romantis dan hangat; sedangkan kemarin dingin dan kaku.
Selepas melemparkan gelora asmara barusan, saya kemudian di antarkannya pulang dan sebelum saya turun dari mobil, Andi mengecup kening saya. so sweet banget deh ^^. Saat malam harinya Andi menelepon saya dan kami ngobrol kesana-kemari dan tentunya salah satu topiknya membicarakan rencana pernikahan kami.
Nggak kerasa udah jam 11 malam, saya pun pamit tidur karena udah nggak tahan ngantuk. Makasih sayang buat hari ini, i miss you. I miss you too, met bobo ya sayang.
Esok nya saya bangun karena perutku merasa mules nggak karuan. Hiiaaaa! alangkah kagetnya dengan apa yang saya dapati melihat perut mengembang seperti seseorang wanita yang tengah hamil besar. Saya pun berteriak-teriak memanggil Abah dan Ibu saya, mereka lebih kaget lagi melihat perut saya yang besar. Neng, kamu kenapa? kok bisa perut mu begini.. padahal kemarin sore biasa-biasa aja. Neng jujur sama jujur sama Abah dan Ibu, kamu habis ngapain? Saya pun menceritakan semuanya apa yang terjadi sama Abah dan Ibu sambil terisak tangis.
Andi pun cuti kerja hari ini, dan datang menjemput saya, Abah, dan ibu untuk mengunjungi paranormal kenalan Abah. Sesampainya disana kita mendapatkan semua fakta, bahwa yang saat ini ada di kandungan saya adalah anak jin penunggu pohon keramat yang tempo hari kami berteduh dibawahnya. Ibu saya pun bertanya apa yang harus dilakukan agar anak saya kembali seperti semula. Orang pintar itu pun diam sesaat sambil menaburkan kemenyan di atas tungku bara api dan kemudian ia menjelaskannya dengan seksama.
3 hari berselang setelah saya dan calon suami saya melakukan ritual aneh untuk melepas jeratan jin penunggu pohon, akhirnya perut saya kambali normal. Sosok lain yang sebelumnya bersemayam di dalam rahim saya kini telah diangkat dan dikembalikan ke alamnya.
Itulah cerita saya, mungkin terdengar aneh namun seorang wanita ini benar-benar mengalaminya.
Halaman Lanjutan:
Cerita Jorok Tapi Lucu, Gara-Gara Ngesek Dengan Ayam
Believe or No di lounge.kucoba.com Percayalah.