Berita Aneh - Percaya atau tidak tentang mitos kalau orang pintar saat ini justru sulit cari pekerjaan. Hal berbeda justru terjadi dengan orang yang biasa-biasa saja, mereka cenderung lebih berpeluang besar mendapat pekerjaan. Setelah saya bediskusi dengan teman-teman saya, dengan menanyakan apa alasan orang pintar jarang diterima kerja? Setelah ngobrol ngalor-ngidul, saya menarik dua kesimpulan alasan mengapa orang pintar susah diterima kerja.
Pertama, Menyulitkan manajer menemukan keahlian utamanya
Saya membayangkan memposisikan diri sebagai seorang manajer HRD suatu perusahaan. atasan saya pasti menuntut kepada saya untuk mendapatkan calon pegawai yang handal dengan kemampuan untuk melakukan pekerjaan dalam waktu singkat adalah keahlian yang diimpikan hampir setiap perusahaan. Namun hal yang terjadi justru terbalik, orang yang cerdas biasanya selalu menjabarkan profil yang terlalu panjang dan rinci dalam surat lamarannya. Nah hal inilah yang membungungkan dan menyulitkan saya sebagai Manajer HRD untuk mengenali sebenarnya spesialisasi dia ada dimana.
Kedua, Orang pintar suka unjuk gigi dan pamer kemampuan
Selama saya kuliah, udah bosan saya melihat orang-orang sombong kayak gitu, sebagai mahasiswa dan temannya sendiri kadang saya tidak nyaman.
Nah bila berbicara soal struktural pekerjaan orang pintar yang memang sering memiliki banyak prestasi cenderung bermulut besar. Dia senang membahas kinerja baiknya pada orang lain dan sebaliknya dia suka merendahkan orang lain yang kinerjanya tidak sebaik dirinya. Yang lebih buat bete lagi, meski orang lain tidak membahasnya, dia akan tetap berusaha menunjukkannya seolah-olah "liat saya, Anda nggak melakukan yang seperti saya lakukan".
Pegawai seperti ini sering merasa tidak puas dan sering pamer telah banyak berjasa pada perusahaan. Alhasil banyak manajer yang enggan merekrut orang pintar.
Setelah membaca pemaparan kang salman di atas, coba kamu lihat orang pintar disekeliling kamu apa mirip dengan sikap diatas?
Believe or No di lounge.kucoba.com Percayalah.
Pertama, Menyulitkan manajer menemukan keahlian utamanya
Saya membayangkan memposisikan diri sebagai seorang manajer HRD suatu perusahaan. atasan saya pasti menuntut kepada saya untuk mendapatkan calon pegawai yang handal dengan kemampuan untuk melakukan pekerjaan dalam waktu singkat adalah keahlian yang diimpikan hampir setiap perusahaan. Namun hal yang terjadi justru terbalik, orang yang cerdas biasanya selalu menjabarkan profil yang terlalu panjang dan rinci dalam surat lamarannya. Nah hal inilah yang membungungkan dan menyulitkan saya sebagai Manajer HRD untuk mengenali sebenarnya spesialisasi dia ada dimana.
Kedua, Orang pintar suka unjuk gigi dan pamer kemampuan
Selama saya kuliah, udah bosan saya melihat orang-orang sombong kayak gitu, sebagai mahasiswa dan temannya sendiri kadang saya tidak nyaman.
Nah bila berbicara soal struktural pekerjaan orang pintar yang memang sering memiliki banyak prestasi cenderung bermulut besar. Dia senang membahas kinerja baiknya pada orang lain dan sebaliknya dia suka merendahkan orang lain yang kinerjanya tidak sebaik dirinya. Yang lebih buat bete lagi, meski orang lain tidak membahasnya, dia akan tetap berusaha menunjukkannya seolah-olah "liat saya, Anda nggak melakukan yang seperti saya lakukan".
Pegawai seperti ini sering merasa tidak puas dan sering pamer telah banyak berjasa pada perusahaan. Alhasil banyak manajer yang enggan merekrut orang pintar.
Setelah membaca pemaparan kang salman di atas, coba kamu lihat orang pintar disekeliling kamu apa mirip dengan sikap diatas?
Believe or No di lounge.kucoba.com Percayalah.